Senin, 20 Juli 2015

Berselimut Kabut

Di tepian melingkar
Takjub alam deras terpancar

Tibalah
Daun cemara rebah
Pepohon tua tumbang berpasrah

Lihat saja.
linangan hampar danau yang mengiring pancaran matahari
menyentuhi kepala lembah.

Sementara itu
Di antara waktu.

Langit menggelar kabut-kabut
Pucuk cemara berisik
Dingin pun kalut berselimut.

Kukata :
Inilah serpih surga yang tak terkata.

Hingga hinggaplah di tarian ilalang
Pada tanah yang bermahkotakan kembang edelweiss.

Sesekali burung dan elang jawa terbang mengicau cerita
tentang sejarah betapa indah telah menjadi katabenda.

Aku mencintai ini semua,

Rerumputan liar di padang Pangonan Alit dan Padang Ombo.
Keterjalan Tanjakan Cinta –Waturejeng – dan bukit Kumbolo.

Ah,
Aku berdoa atas ini semua.
Ketakjuban akan jiwa-jiwa yang lepas
Terbang bersama angin dan matahari
Kala mencoba menaklukkan diri sendiri.

Tepian danau Ranukumbolo,
Serpihan surga di atas bumi Mahameru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar