Kamis, 23 Juli 2015

kisah baruku


kini aku terjebak dalam kisah baru..

yang diperankan oleh masa laluku..

siapakah mereka itu?

hanya aku dan kau,hanya kau dan aku..

kau dengan kisah barumu..

aku dengan masa laluku..

berkelanalah imamku..

jadilah pemenang dalam mimpimu

tidak hanya didunia fiktifmu ..

namun dalam kenyataan hidup..

aku yang hanya bisa menjadi bayanganmu

yang selalu mengikuti dan mengiringmu

meski kita tidak pernah bersatu

tetapi sebenernya aku adalah bagian dalam dirimu

jika mungkin....


bye.ujar wanita itu


 

Gagal bukan masalah


Saat bodoh kian membodohi.
cita-cita yang tinggi diterpa maki..
mengira harapan bertentangan dengan hati..
padahal tidak kalaupun anda mengerti..
ini hanya sebuah jalur menapakai kaki.
diribuan simpang yang tak pasti didaki.
aku tertimbun akan kegagalan yang tiada henti..
tak masalah berapa kali GAGAL..
karena dalam hidup hanya butuh satu kali keBERHASILan

Wanita dengan cintanya yang diam terpendam


aku menunggumu dibilahan hari-hari tak tentu
merentas gurun luka tak kutemu oase di rindu di taman hatimu
memendam cinta adalah luka
kukatakan pada waktu aku tak pernah jemu mencari helai rindumu
biarkanlah temaram menyapa rinduku sendirian
di hampar bayang, kau entah dimana
aku mencintaimu tak terhitung kurun waktu
siang, gersang, hujan dan badai
cintaku terlalu rumit sayang,
tak mampu kudeskripsikan di lautan kata
biarlah rindu mencari obatnya
kau, dan rindu yang tak kunjung kutemu
mendekap lah dalam waktuku
seperti tetes hujan yang singgah di jendela hidupku
rindu padamu adalah gilasan luka.

jember, 21 juli 2015
untukmu wahai kisah baruku

kelana

 

SIAK

sepekan lagi aku injakan kakiku disana..

entah betah atau sebaliknya

niatku menyambung tali saudara

lebih-lebih menyambi kerja

itupun kalau ada..

masa bodoh! yang penting usaha..

jangan lupa doanya pula,

bukan terlalu tega tinggalkan bunda..

pelarianku jauh dari desa..

untuk tujuan yang mulia..

ada kata dari seorang wanita

yang katanya mau menantiku kembali dari kelana.

akupun bahagia mendengarnya..

semoga ucapnya bukan janji yang akan didusta..

Mempertahankan Asa Dikerumunan Masa

sepuluh
ribu lebih digedung ini,ditengah panasnya kota surabaya..

datang jauh dari pelosok desa untuk menepati cita-citanya

berjuang dengan segala harapnya...

putih warna kemejanya,gelap celana panjangnya

seolah menjadi saksi bisu diketulian hidupnya

tuli bukan telinga yang tak mampu mendengar

tapi tuli yang tidak memperdengarkan jutaan makian,ribuan hinaan...

 seperti kolosial drama yang tertuliskan

datang berbekal kenekatan

menanti nasib drama kehidupan.

antara lanjut atau pulang.

sabar nantikan hasil kejerihpayahan yang terpampang dipersegi layar

detak jantung tak lagi normal dengan ketenangan suasana..

keheningan suara dan sorotan mata yang membidik disudut layar

kini nasib yang kami nantikan

aku yang bertahan atau pulang dengan segala ketabahan.

surabaya,03 mei 2014

bye.vam budy

Senin, 20 Juli 2015

senyum sepah

Sosok itu membuka pintu dengan misteri

Saat mengaku diri pada kesunyian

Dalam hingar sudutku sendiri

Tak lagi menunggu pagi demi menemukanmu

Aku dalam pelukan matahari tanpa terbakar

Sudah lebih dari cukup

senyumku tak lagi menawan

kaca mata hitam aku gantungkan

guna sesali rasa malu yg berpijar

membuka mata bersama fajar...

 

@terik panas di pantai papuma

Berkelana

Biarkan aku jauh berkelana
Mengembara dengan membawa segala asa
Hingga tak kutemui lagi
Dunia yang berputar
Sampai tangan-tangan malaikat
Mencoba untuk merangkulku


Disisi dunia yang berbeda
Kita kan berjumpa
Menyempatkan diri untuk berbincang
Karena dulu ku tak pernah bisa
Tuk temui dirimu


Hingga jauh ku berkelana
Mengitari cakrawala
Terbang bersama merpati-merpati cantik
Dan pada akhirnya
Aku jatuh terpuruk
Pada kerinduan yang kian menikam
Membawaku lebih jauh lagi tuk berkelana
Meski ku tak mampu
Tapi kuharus mau
Karena ini aku dapat menemui dirimu
Di ruang yang berbeda

Berselimut Kabut

Di tepian melingkar
Takjub alam deras terpancar

Tibalah
Daun cemara rebah
Pepohon tua tumbang berpasrah

Lihat saja.
linangan hampar danau yang mengiring pancaran matahari
menyentuhi kepala lembah.

Sementara itu
Di antara waktu.

Langit menggelar kabut-kabut
Pucuk cemara berisik
Dingin pun kalut berselimut.

Kukata :
Inilah serpih surga yang tak terkata.

Hingga hinggaplah di tarian ilalang
Pada tanah yang bermahkotakan kembang edelweiss.

Sesekali burung dan elang jawa terbang mengicau cerita
tentang sejarah betapa indah telah menjadi katabenda.

Aku mencintai ini semua,

Rerumputan liar di padang Pangonan Alit dan Padang Ombo.
Keterjalan Tanjakan Cinta –Waturejeng – dan bukit Kumbolo.

Ah,
Aku berdoa atas ini semua.
Ketakjuban akan jiwa-jiwa yang lepas
Terbang bersama angin dan matahari
Kala mencoba menaklukkan diri sendiri.

Tepian danau Ranukumbolo,
Serpihan surga di atas bumi Mahameru

Rabu, 15 Juli 2015

menanti dalam sepi

  

Senja di Pelabuhan Kecil

Ini kali tiada yang mencari cinta

Di antara gudang, rumah tua,

pada ceritaTiang serta temali.

Kapal,perahu tiada berlaut

Gerimis mempercepat kelam.

Ada juga kelepak elang

Menyinggung muram,

desir hari lari berenang

Menemu bujuk pangkal akanan.

Tidak bergerak

Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

Tiada lagi. Aku sendiri.

Berjalan

Menyusur semenanjung, masih pengap harap

Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

Dari pantai keempat, sendu penghabisan bisa berdekap

Kepada kawan………….

 

Kosong


Bukan tak sempat atau tak lagi berniat, 

hanya saja tekad tak cukup untuk membuat sebuah puisi terlahir secepat kilat.

sok, jika aku sanggup memanggil kembali semua inspirasi yang kini pergi, pasti ‘kan kutuliskan untukmu lagi,

 sebuah puisi cinta untuk kejujuran hati. Aku berjanji !

Hari ini, biarkan saja aku diam dalam keheranan tentang kemana larinya semua jiwa-jiwa puitis yang biasanya bersemayam di hati dan jiwaku. Mungkin semalam cukup, mungkin juga tidak. Aku tak pernah mengerti. Aku hanya akan coba menanti.

Semoga semua memahami. Semoga semuanya tak pergi.

walaupun aq tau bahwa cintaku bukan untukmu lagi..

 

Bye.vam budy

11 january 2014

Si TULI dengarkan si BISU



Kejujuran semata hanya tema sesaat,

kedustaan yang berserak terkubur seperti mayat,

nasihat tak lagi tersirat,

terhadap atasan ataupun jabatan kian ditaat,

oknum penegak hukum aparat kian keparat,

ribuan janji tanpa bukti,

politik pun korupsi liar kian membabi,

sibisu sampaikan aspirasi,

pemerintahpun seolah tuli...


bye.vam budy

17 juni 2015

Minggu, 12 Juli 2015

sepatu pendaki

Dalam jejak
Dalam jejak jalan setapak yang menanjak

Nanar aku di kelelahan yang membuncah

Carrier hanyalah benda yang ingin kulempar saja ke jurang

Tapi itulah nyawa

Andai aku melemparnya

Itu berarti aku melempar nyawaku ke sana

Air….

Aku hanya ingin setetes air

Dahaga ini pasti hilang

Langkahku pasti semangat lagi

Lalu aku membalikkan tubuhku ke belakang

Ohh Tuhan....

Sungguh aku telah melupakan

Bahwa di belakangku membentang hamparan hijau yang tak terlukiskan kata

Kelu …. Subhanallah

Liku sungai itu, deretan bukit-bukit itu, awan yang susul menyusul itu,

Kota, Desa, sawah, ladang, danau, dan semua yang aku lihat sekarang

Sejenak aku merenung

Betapa aku hanyalah setitik nokhta dalam luasnya jagat raya

Siapa??? Aku bukan siapa-siapa

Kesombongan telah membawaku ke jalan setapak ini

Kesombongan menaklukkan puncak gunung

Kesombongan ketika mendapat pujian dari kawan, keluarga, kenalan

Bahwa inilah pendaki yang telah mencapai puncak

Bahwa inilah seorang pecinta alam sejati

Bahwa inilah…inilah…

Huh… tidaaaakkk, bukan itu, bukan!!

Aku menapak di sini sekedar ingin menikmati

Keindahan yang tak banyak orang yang menikmati

Sebuah harapan mendekati alam yang semakin menjauhi kehidupan

Sebuah tulus cinta untukmu

Sahabatku alam

 

ranu kumbolo,09 juni 2015

sampah kecil

Keruh air mataku pada bekap jejak mimpi
Selepas senja hingga mekar mentari
Aku masih di sini di antara serakan sampah
Membolak balik mencari remah-remah